![]() |
Dok. Ist. |
ANALISAPOS.COM, PESISIR BARAT-Aksi ketidakpuasan sebagian masyarakat Pekon Way Narta, Kecamatan Pesisir Utara, Peisir Barat terhadap pengukuhan kembali Basri sebagai Peratin tidak hanya berhenti pada penyegelan kantor Balai Pekon. Sejumlah warga juga melakukan berbagai bentuk protes lain yang semakin menegaskan sikap penolakan mereka.
Selain menutup pintu balai pekon dengan segel, dinding dan pintu kantor dipenuhi coretan menggunakan cat pilok. Salah satu yang paling mencolok bertuliskan “Dilarang Ngantor”, yang bermakna larangan bagi aparatur pekon untuk menjalankan aktivitas pemerintahan di tempat tersebut. Coretan lain bernada sindiran dan kecaman juga terpampang jelas sebagai wujud ketidakpuasan warga atas hasil pengukuhan.
Tidak berhenti di situ, beberapa warga bahkan menutup akses pintu dengan kayu dan papan sebagai tanda bahwa kantor balai pekon belum bisa difungsikan. Sejumlah atribut kantor pun dijaga ketat agar tidak ada aktivitas pemerintahan sebelum adanya solusi dari pihak berwenang.
Aksi tersebut menjadi bentuk tekanan agar suara masyarakat yang menolak benar-benar diperhatikan. Meski berlangsung tegas, sejauh ini situasi masih terkendali dan tidak menimbulkan kericuhan terbuka.
Sementgara itu Camat Pesisir Utara, Nurohmad, memberikan keterangan terkait insiden tersebut. Menurutnya, penyegelan merupakan bentuk reaksi spontan pasca pengukuhan Peratin Way Narta yang digelar di Kecamatan Pesisir Utara pada Kamis, 21 Agustus 2025 sekitar pukul 15.00 WIB.
“Beberapa jam setelah pelantikan, tepatnya sekitar pukul 17.00–18.00 WIB, kami mendapat informasi bahwa kantor balai pekon sudah disegel oleh pihak yang kontra terhadap peratin terpilih,” jelas Nurohmad.
Sebagai langkah awal, pihak kecamatan segera mengambil inisiatif agar pelayanan masyarakat tidak terhenti. Camat meminta Peratin Way Narta yang baru dilantik untuk sementara melakukan pelayanan dari rumah.
“Ini demi memastikan kebutuhan warga tetap terpenuhi meski balai pekon belum bisa digunakan,” ujarnya.
Selain itu, pihak kecamatan juga sudah menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat yang kontra. Nurohmad berharap adanya kebijaksanaan agar aparat pekon dapat mengambil peralatan penting yang masih tersimpan di dalam kantor.
“Kami berupaya menjaga agar pelayanan publik tetap berjalan. Bahkan dalam 24 jam terakhir, kami sudah dua kali turun langsung ke pekon bersama Polsek dan Koramil untuk memastikan kondisi tetap kondusif,” tambahnya.
Meski terjadi dinamika antara pihak pro dan kontra, hingga saat ini kondisi di Pekon Way Narta masih terkendali. Aparat kecamatan, kepolisian, dan TNI terus memantau perkembangan agar tidak muncul tindakan anarkis.
“Suasana memang masih panas, tetapi kami berharap semua pihak bisa menahan diri. Ke depan, mudah-mudahan keadaan mencair dan masyarakat bisa kembali rukun sehingga pelayanan publik berjalan normal,” pungkas Camat Pesisir Utara.